Bahasa Indonesia dalam konsep ilmiah
Bahasa merupakan kunci untuk membuka khasanah pengetahuan. Hanya dengan bahasalah kita dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Walaupun bahasa Indonesia sudah berperan sebagai alat persatuan tetapi belum dapat berperan sebagai pengantar ilmu pengetahuan. Sebagai alat pemersatu, terutama di Negara kita yakni Indonesia yang memiliki berbagai macam suku atau ras dengan bahasa yang berbeda-beda sesuai dengan daerah masing-masing. Dan kita tidak dapat menguasai semua bahasa daerah masing-masing, misalnya orang jawa datang ke Sumatra utara dengan daerah bahasa disana yaitu bahasa batak, karena orang jawa ini tidak dapat berbahasa batak maka akan tidak terjalin komunikasi. Untuk itu harus ada bahasa pemersatu yaitu bahasa Indonesia yang dapat mempersatukan Negara Indonesia dengan berbagai macam suku dan bahasa dan terjalin komunikasi.
Bahasa adalah alat komunikasi sekaligus alat untuk memahami isi dari komunikasi itu sendiri. Komunikasi antar-orang, termasuk komunikasi ilmuwan terhadap fenomena alam dan fenomena kebudayaan.
Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut: Karakterisasi (observasi dan pengukuran), Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil observasi dan pengukuran), Prediksi (deduksi logis dari hipotesis), Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas). Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan observasi serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah. Boleh jadi memungkinkan eksperimen untuk dapat dilakukan.
Syarat kebahasaan itu sendiri terdiri dari:
1. Baku
Struktur bahsa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku baik mengenai struktur kalimat maupun kata. Demikian juga, pemilihan kata atau istilah adan penulisan sesuai dengan kaidah ejaan.
2. Logis idea tau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal.
3. Kuantitaf ; keterangan yang dikemukakan dalam tulisan dapat dukur secara pasti
4. Tepat; ide yang diungkapakan harus sesuai dengan ide yang dimaksudkan oleh penutur atau penulis dan tidak mengandung makna ganda.
5. Kata yang digunakan dipilih sesuai dengan arti yang sesungguhnya dan tidak melibatkan perasaan karena sifat ilmu itu objektif.
6. Ringkas; ide dan gagasan diungkapkan denagn kalinat yang pendek sesuai dengan kebutuhan.
7. Ide ungkapkan secara teratur sesuai dan tingkatannya baik dalam kalimat maupun dalam paragraph.
Dalam Bahasa Indonesia salah satu bagian yan penting adalah ejaan. Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dalam kaidah tulis-menulis yang distandarisasikan, yang meliputi pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca. Ejaan penting sekali artinya dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa Indonesia produktif tulis. Dalam tulis – menulis orang tidak hanya dituntut untuk dapat menyusun kalimat dengan baik, memilih kata yang tepat, melainkan juga mengeja kata – kata dan kalimat tersebut sesuai dengan ejaan yang berlaku. Dalam surat – surat pribadi dan kalimat catatan harian misalnya, ketaatan dalam EYD tidak mutlak. Dalam karangan ilmiah, dalam makalah, dan dalam surat – surat perjanjian, kaidah ejaan merupakan dasar dalam penulisannya.
Selain itu karena bahasa Indonesia ragam ilmu selalu menuntut ketatabahasaan pada kaidah bahasa yang ada. Misalnya, keharusan menggunakan bahasa baku , pola dan sistematika yang cenderung kaku.. Ini menimbulkan situasi komunikasi yang dilematis. Kecuali akibatnya terkesan monoton juga kurang bervariasi.
Namun, pada satu sisi sebagai penulis atau dalam menulis dituntut untuk menampilkan tulisan dengan mencerminkan pola pikir ilmiah, dan pada lain sisi penulis juga diharapkan untuk menunjukan kreativitas dengan mengolah kata dalam menulis agar tidak terlalu terlihat monoton. Misalnya, seorang penulis karya ilmiah atau sebuah penelitian akan menulis sesuai dengan bahasa ilmiah atau baku karena merupakan sifatnya yang ilmiah, namun berbeda bila diterapkan pada penulisan sebuah majalah terutama majalah anak muda atau remaja yang hampir seluruhnya menggunakan bahasa sehari-hari karena itu adalah segmen anak muda sehingga disesuaikan dengan zamannya dan benar-benar sangat sehari-hari.
Jadi, menurut saya bila disimpulkan bahasa adalah konsep ilmiah, merupakan Bahasa vang digunakan akan dikatakan baik jika maksud yang diungkapkan dapat dipahami dengan tepat oleh orang yang menerima bahasa tersebut. Dengan kata lain, bahasa yang baik adalah bahasa vang efektif dalam menvampaikan suatu maksud. Bahasa vang baik tidak selalu harus ragam baku. Keefektifan komunikasi lebih banyak ditentukan oleh keserasian bahasa itu dengan situasinva (waktu, tempat, dan orang yang diajak bicara). Bisa saja bahasa yang baik itu tidak benar kaidah kaidahnya. Sebaliknya, bahasa vang benar kaidah kaidahnya belum tentu bahasa. vang baik Sebab. misalnva akan janggal kedengarannya bila di kafe atau kantin kita menggunakan ragam bahasa baku seperti bahasa seorang ilmuwan yang sedang ceramah di dalam suatu seminar. Sebaliknva, akan janggal pula bila seorang ilmuwan (guru atau dosen) yang sedang ceramah di dalam suatu seminar menggunakan bahasa seperti seorang awam yang sedang ngobrol di kafe. Dengan demikian, bahasa yang benar dengan baik itu adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah dan sesuai dengan situasi. Namun dengan zaman era globalisasi yang mengarah kepada modern sehingga banyak orang yang menggunakan bahasa lain sebagai bahasa sehari-harinya terutama bahasa inggris, tetapi kita sebagai warga Negara Indonesia dituntut dan harus tetap untuk tetap melestarikan bahasa kita yaitu bahasa Indonesia.
Sumber :
http://www.iphin-kool.co.cc/2009/04/peran-dan-fungsi-bahasa-indonesia-dalam.html
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/agus_buku_ajar.pdf.