Anggaran Penjualan
Anggaran penjualan merupakan anggaran yang sangat penting dalam penentuan proyeksi penjualan dan penghasilan yang realistis dan pendukung utama dalam menyusun rencana anggaran komprehensip perusahaan. Sebab jika anggaran penjualan bersifat tidak realistis seperti "over convidance" atau terlalu percaya diri maka sebagian besar bagian dari rencana laba keseluruhan juga akan ikut tidak realistis.
Adapun defenisi dari anggaran penjualan itu sendiri adalah "Anggaran yang menerangkan secara terperinci tentang penjualan perusahaan dimasa datang dimana didalamnya ada rencana tentang jenis barang, jumlah, harga, waktu serta tempat penjualan barang.
Tujuan utama dari anggaran penjualan adalah:
1. Mengurangi ketidakpastian dimasa depan
2. Memasukkan pertimbangan /keputusan manajemen dalam proses perencanaan
3. Memberikan informasi dalam profit planing control
4. Untuk mempermudah pengendalian penjualan
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam rangka penyusunan anggaran penjualan antara lain:
·. Penelitian dan peramalan penjualan
·. Fungsi anggaran penjualan
·. Tahap-tahap peramalan penjualan
·. Metode peramalan penjualan
Tahap-tahap Peramalan Penjualan
Tahap-tahap peramalan penjualan dapat dibagi atas beberapa analisa sebagai berikut:
·. Analisa penjualan
Analisa penjualan pada masa yang lalu, merupakan analisa bulanan, kuartalan, tahunan ataupun triwulan dan panca tahunan, yang berhubungan dengan analisa produk, daerah pemasaran, langganan maupun pesanan atas barang-barang. Analisa penjualan adalah suatu analisa tentang penjualan yang berhubungan erat dengan daerah pemasaran, produk, langganan, pesanan dan lain-lain.
·. Analisa pasar
Analisa pasar sangat penting sekali mengingat taksiran permintaan ataupun potensi penjualan, dengan cara menentukan porsi pasar suatu barang tertentu. Analisa pasar jangka panjang dan jangka pendek diadakan melalui peramalan penjualan dengan mempelajari potensi permintaan. Selain itu beberapa segi yang perlu dianalisa dalam penelitian pemasaran antara lain adalah peramalan penjualan, caracara pemasaran, peranan reklame dan promosi, penentuan lokasi perusahaan, penelitian selera konsumen, analisa produk dan penentuan harga jual.
•. Analisa fungsi produksi
Analisa fungsi produksi merupakan kemampuan manajemen dalam pengalihan faktor-faktor produksi yang tersedia menjadi produksi sehingga tersedianya kuantitas penjualan tergantung kepada kuantitas produksi yang akan dihasilkan sesuai dengan faktor-faktor produksi yang tersedia.
Anggaran Produksi
Menurut Agus Ahyari anggaran produksi adalah suatu perencanaan secara terperinci mengenai jumlah unit produk yang akan diproduksi selama periode yang akan datang, yang didalamnya mencakup rencana mengenai jenis (kualitas), jumlah (kuantitas), waktu (kapan) produksi akan dilakukan
· Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi antara lain :
· Rencana penjualan yang tertuang dalam anggaran penjualan
· kapasitas mesin dan peralatan pabrik
· Tenaga kerja yang terkait dengan kualitas maupun kuantitasnya
· Stabilitas bahan baku
· Modal kerja yang dimilki
· Fasilitas gudang
Penyusunan anggaran
Anggaran produksi merupakan dasar (basis) untuk penyusunan anggaran-anggaran lain seperti bahn mentah, anggaran tenaga kerja langsung dan anggaran biaya overhead pabrik. Dasar untuk menyusun anggaran produksi adalah rencana produksi . Rencana produksi disusun dengan rencana penjualan dan persediaan barang jadi yang ditetapkan.
Anggaran produksi juga mengkoordinasikan berapa jumlah yang akan disesuaikan dengan keadaan finansial, keadaan permodalan, perkembangan produk, dan tingkat penjualan. Selanjutnya anggaran produksi juga dapat dipakai sebagai alat pengawasan. Pengawasan produksi meliputi pengawasan kualitas, kuantitas dan pengawasan biaya.
Anggaran Biaya Bahan Baku
Anggaran produksi merupakan dasar (basis) untuk penyusunan anggaran-anggaran lain seperti bahn mentah, anggaran tenaga kerja langsung dan anggaran biaya overhead pabrik. Dasar untuk menyusun anggaran produksi adalah rencana produksi . Rencana produksi disusun dengan rencana penjualan dan persediaan barang jadi yang ditetapkan.
Anggaran produksi juga mengkoordinasikan berapa jumlah yang akan disesuaikan dengan keadaan finansial, keadaan permodalan, perkembangan produk, dan tingkat penjualan. Selanjutnya anggaran produksi juga dapat dipakai sebagai alat pengawasan. Pengawasan produksi meliputi pengawasan kualitas, kuantitas dan pengawasan biaya.
Anggaran biaya bahan baku terdiri dari 3 bagian yang disusun berurutan, yaitu :
· Anggaran unit kebuuhan bahan baku yang merencanakan secara lebih terperinci jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk berproduksi selam periode yang akan datang.
· Anggaran pembelian bahan baku, yang merencanakan secara lebih terperinci tentang pembelian bahan baku untuk memenuhi kebutuhan untuk berproduksi selama periode yang akan datang.
· Anggaran biaya bahan baku, yang merencanakan secara lebih terperinci tentang besarnya biaya bahan baku untuk berproduksi selama periode yang akan datang.
Tujuan-tujuan dari penyusunan anggaran biaya bahan baku adalah sebagi berikut : (Adi Saputro dan Asri, 1996 : 214)
· Memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku
· Memperkirakan jumlah pembelian bahan baku yang diperlukan.
· Sebagai dasar penyusunan product costing, yakni memperkirakan komponen harga pabrik karena penggunaan bahan baku dalam proses produksi
· Sebagai dasar untuk melaksanakan fungsi pengawasan bahan baku
ANGGARAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG
Anggaran biaya tenaga kerja langsung merupakan anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang upah yang akan dibayarkan kepada para tenaga kerja langsung selama periode yang akan datang, yang di dalamnya meliputi rencana tentang jumlah waktu yang diperlukan oleh para tenaga kerja langsung untuk menyelesaikan unit yang akan diproduksi, tarif upah yang akan dibayarkan kepada para tenaga kerja langsung dan waktu (kapan) para tenaga kerja langsung tersebut menjalankan kegiatan proses produksi, yang masing-masing dikaitkan dengan jenis barang jadi (produk) yang akan dihasilkan, serta tempat (departemen) di mana para tenaga kerja langsung tersebut akan bekerja.
Anggaran tenaga kerja langsung besar kecilnya dipengaruhi oleh produk dianggarkan, standar jam kerja langsung, dan standar tarif upah tenaga kerja langsung.
Penyusunan Anggaran Tenaga Kerja
Secara struktural, anggaran tenaga kerja harus sesuai dengan struktur rencana tahunan, oleh karena itu anggaran ini harus menunjukkan biaya dan jam kerja langsung menurut tanggung jawab, menurut waktu, dan menurut produk. Apabila waktu kerja standar dan tarif upah rata-rata dikembangkan dengan cara yang sehat yang mungkin dapat diterapkan sehingga penyusunan budget tenaga kerja dapat dengan mudah dilaksanakan.
Biaya kerja langsung sehari-hari terlepas dari pengawasan langsung. Banyak perusahaan mengembangkan standar-standar kerja yang realistis untuk banyak aktivitas. Standar ini dibandingkan dengan hasil sebenarnya dan dilaporkan setiap hari.
Laporan ini pada dasarnya menunjukkan:
1. Jam yang dikerjakan sebenarnya
2. Jam standar untuk produksi sebenarnya
3. Selisih waktu
Disamping biaya kerja langsung sehari-hari, kadang laporan juga dibuat bulanan. Di dalam laporan ini harus menyajikan imformasi yang sebenarnya, menurut tanggung jawab mengenai kerja langsung yang dibandingkan dengan standart-standart yang telah ditetapkan. Laporan ini dimaksudkan manajemen untuk menilai status pengendalian. Laporan ini menggugah manajemen untuk melakukan efisiensi operasi yang lebih tinggi. Laporan pelaksanaan kerja langsung dapat berupa:
1. Laporan-laporan tersendiri
2. Dimasukkan dalam laporan departemen
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Anggaran biaya overhead pabrik merupakan anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang beban biaya pabrik tidak langsung selama periode yang akan datang, yang di dalamnya meliputi rencana jenis biaya pabrik tidak langsung, jumlah biaya pabrik tidak langsung dan waktu (kapan) biaya pabrik tidak langsung tersebut dibebankan, yang masing-masing dikaitkan dengan tempat (departemen) dimana biaya pabrik tidak langsung tersebut terjadi.
Dalam menentukan besarnya dana yang harus dianggarkan untuk biaya overhead pabrik, terdapat dua pemasalahan pokok yang harus diselesaikan yaitu :
ü Masalah penanggung jawab dalam perencanaan biaya
ü Masalah penentu jumlah biaya anggaran
Biaya overhead adalah salah satu unsur utama biaya-biaya produksi, selain biaya bahan baku dan biaya tenga kerja langsung. Terlalu besarnya biaya overhead, tentu saja secara langsung mempengaruhi harga pokok produksi dan akhirnya akan memperkecil tingkat keuntungan yang diperoleh atau perusahaan terpaksa mempertinggi harga.
Kebijaksanaan Manajemen Dalam Membuat Anggaran Overhead
Penyusunan anggaran biaya overhead dilakukan setelah diadakan penyusunan anggaran biaya produksi, dimana dengan dibuatnya anggaran biaya produksi, maka dapat diperkirakan kebutuhan biaya overhead di perusahaan tersebut.
Biaya overhead itu merupakan suatu biaya yang keseluruhan biayanya berhubungan dengan proses produksi pada suatu perusahaan, akan tetapi tidak mempunyai hubungan langsung dengan hasil produksinya. Biaya ini ada yang bersifat tetap, variabel dan semi variabel terhadap produk yang dihasilkan.
Jadi secara umum yang termasuk dalam kelompok biaya ini adalah antara lain: bahan tidak langsung, energi dan listrik, pajak bumi dan bangunan, ansuransi pabrik, dan biaya lainnya yang bertujuan untuk mengoperasikan pabrik.
Banyak kesulitan yang timbul dalam menghitung biaya overhead, ini disebabkan biaya overhead mempunyai jenis yang sangat banyak dan mempunyai sifat yang berbeda-beda antara satu jenis dengan jenis yang lainnya.
Banyak kesulitan yang timbul dalam menghitung biaya overhead, ini disebabkan biaya overhead mempunyai jenis yang sangat banyak dan mempunyai sifat yang berbeda-beda antara satu jenis dengan jenis yang lainnya.
Dasar Penentuan Tarif Biaya Overhead
Bagaimana pembebanan biaya overhead adalah suatu yang sangat rumit untuk langsung ditentukan, dimana sebelumnya harus melihat banyak hal yang dipertimbangkan, yang akan menentukan tinggi rendahnya mutu daripada kebijaksanaan yang diambil oleh manajemen dalam masalah pembebanan.
Agar mempermudah perhitungan dari biaya overhead ini, maka perlu dibuat penaksiran. Ada beberapa cara penaksiran yang bisa disebut sebagai dasar penetuan tarif biaya overhead yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar anggaran yang dibuat lebih jelas dan logis, yaitu:
a. Dasar jumlah output fisik atau unit produksi
Dasar keluaran fisik atau unit produksi yang merupakan metode yang paling sederhana dan paling langsung guna membebankan overhead pabrik. Dasar keluaran fisik akan cukup memuaskan bilamana perusahaan memproduksi satu jenis barang saja, sekiranya bukan satu jenis maka dasar ini tidak akan memuaskan.
Rumusan dengan memakai metode ini adalah sebagai berikut:
taksiran biaya overheada pabrik
Taksiran biaya x100= persentase Overhead Pabrik per unit
b. Dasar biaya bahan langsung
Pada beberapa perusahaan, penelitian atas biaya masa lalu akan mengungkapkan adanya korelasi antara biaya bahan langsung dengan overhead pabrik. Penelitian tersebut dapat memperhatikan bahwa persentase overhead pabrik hampir selalu sama dengan persentase biaya bahan langsung. Oleh karena itu, suatu tarif yang didasarkan pada biaya dapat diterapkan.
Dalam hal demikian beban hitung dengan membagi total estimasi overhead pabrik dengan total biaya bahan langsung yang diperkirakan akan dipakai dalam proses produksi.
c. Dasar biaya buruh langsung
Dasar biaya pekerja langsung nampaknya merupakan metode yang paling banyak dipakai untuk membebankan biaya overhead kepada pekerjaan atau produk.
Estimasi overhead pabrik dibagi dengan estimasi biaya pekerja lansung akan mendapatkan suatu persentase. Pos-pos overhead pabrik yang digunakan selama satu periode harus diperhitungkan.
Anggaran Persediaan
Anggaran persediaan merupakan anggaran yang merencanakan secara terperinci berapa nilai persediaan pada periode yang akan datang. Pada perusahaan manufaktur persediaan yang ada terdiri dari 3 jenis, yakni:
· Persediaan material
· Persediaan barang setengah jadi
· Persediaan barang jadi.
Pada dasarnya jenis pesedian kalau dilihat dari sifat operasi perusahaan akan dapat dibedakan atas:
a. Persediaan pada perusahaan dagang
Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatannya membeli barang untuk kemudian menjualnya kembali tanpa melakukan perubahan yang prinsipil terhadap barang itu. Persedian yang ada dalam perusahaan degang lazim dinamakan dengan persediaan barang dengan atau merchandise inventory yang dimaksud dengan merchandise inventory adalah :
“Persedian barang yang selalu dalam perputaran, yang selalu dibeli dan dijual, yang tidak mengalami proses lebih lanjut di dalam perusahaan tersebut yang mengakibatkan bentuk dari barang yang bersangkutan”
b. Persediaan pada perusahaan industri
Perusahaan industri merupakan perusahaan yang kegiatannya merubah atau menambah daya guna bahan baku menjadi bahan baku atau barang jadi. Persediaan yang terdapat pada perusahaan industri terdiri dari:
a. Persediaan bahan mentah (raw materials)
Merupakan persediaan yang akan diproses menjadi barang jadI atau setengah jadi. Bahan mentah merupakan produk langsung dari kekayaan alam.
b. Persediaan komponen-komponen rakitan (componentas)
Merupakan persediaan barang-barang dari perusahaan lain yang terdiri dan beberapa bagian secara terurai untuk kemudian dirakit menjadi suatu produk.
c. Persediaan bahan pembantu ( supplies)
Merupakan persediaan bahan yang digunakan untuk membantu proses produksi dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari produk akhir perusahaan.
d. Persediaan barang dalam proses (work in process)
Merupakan persediaan barang yang telah selesai dalam suatu tahapan proses tetapi masih memerlukan proses lanjutan sebelum menjadi produk akhir dan perusahaan.
e. Persediaan barang jadi (finished goods)
Persediaan barang jadi merupakan barang yang sudah siap diproses dan siap untuk dijual.
e. Persediaan barang jadi (finished goods)
Persediaan barang jadi merupakan barang yang sudah siap diproses dan siap untuk dijual.
Biaya-biaya yang Timbul Dari Adanya Persediaan
Seperti dikemukakan sebelumnya bahwa pengadaan persediaan dimaksudkan untuk menjamin kelancaran operasi perusahaan serta citra perusahaan dimata konsumen. Namun demikian pengadaan persediaan harus selalu memperhatikan keuntungan atau penghematan yang diraih perusahaan dengan adanya persediaan itu.
Sebab bagaimanapun pengadaan persediaan tersebut akan menimbulkan biaya-biaya tertentu.Pada dasarnya unsur-unsur biaya yang terdapat dengan adanya persediaan terdiri dari :
a. Biaya pemesanan (Ordering Cost)
Merupakan biaya yang timbul berkenan dengan adanya pemesanan barang dari perusahaan kepada supplier. Yang termasuk kedalam kelompok biaya ini antara lain biaya administrasi pembelian, biaya pengangkutan, biaya bongkar, biaya penerimaan dan pemeriksaan. Dengan demikian biaya ini relatif konstan untuk tiap kali pemesanan.
c. Biaya yang terjadi dari adanya persediaan (Inventory Carrying Cost). Merupakan biaya yang timbul sebagai konsekuensi pengadaan sejumlah tertentu persediaan di perusahaan. Yang termasuk kelompok biaya ini antara lain biaya sewa gudang, gaji pengawas dan pelaksana gudang, biaya peralatan, asuransi dan lain-lain. Dengan demikian biaya ini tidak akan ada seandainya perusahaan tidak mengadakan persediaan.
c. Biaya kekurangan persediaan (Out of Stock Cost)
Merupakan biaya yang timbul akibat terlalu kecilnya persediaan dari yang seharusnya. Sehingga perusahaan terpaksa mencari tambahan persediaan baru. Dengan demikian perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan bila ingin memenuhi keinginan langganan atau biaya-biaya yang timbul dari pengiriman kembali pesanan bila pesanan ditolak.
d. Biaya yang berhubungan dengan kapasitas (Capacity Assciated Cost)
Merupakan biaya yang timbul berkenaan dengan terlalu besar atau kecilnya kapasitas yang digunakan pada periode tertentu. Yang termasuk dalam kelompok biaya ini antara lain upah lembur, biaya latihan, biaya pemberhentian kerja dan biaya lain sebagai akibat tidak digunakannya kapasitas.
Anggaran non produksi
Anggaran biaya non produksi merupakan anggaran yang merencanakan jumlah biaya-biaya yang tidak termasuk ke dalam proses produksi. BOP, BTKL, dan BBB tidak masuk dalam anggaran ini.
Anggaran pengeluaran modal
· Anggaran Pengeluaran Modal
Anggaran yang menghitung jumlah modal yang akan dikeluarkan. Rencana disiapkan untuk proyek – proyek belanja modal masing – masing. Rentang waktu ini tergantung pada anggaran proyek. Pengeluaran barang modal yang akan dianggarkan termasuk penggantian, akuisisi, atau konstruksi pabrik dan peralatan utama.
· Pengeluaran Pembelian Barang Modal
Pengeluaran untuk pembelian barang modal sering juga disebut budget barang modal. Pembuatan budget barang modal merupakan proses perencanaan dan pengendalian pengeluaran strategis (jangka panjang) dan taktis (jangka pendek) untuk pemuasan dan penciutan investasi atau aset tetap.
· Pengeluaran untuk pembelian barang modal adalah penggantian dana (misalnya uang kontan) untuk memperoleh aset tetap yang akan:
a. Membantu memperoleh pendapatan dimasa datang
b. Mengurangi biaya dimasa mendatang
Pengeluaran bentuk barang modal mencakup aset tetap (ataupun operasional) seperti tanah, bangunan pabrik, mesin-mesin, renovasi besar. Biasanya proyek pengeluaran untuk barang modal meliputi jumlah uang yang besar, sumber lainnya dan utang yang akan dilunasi dalam jangka waktu yang panjang. Pengeluaran untuk barang modal adalah investasi yang lebih tinggi. Pengeluaran untuk barang modal meliputi dua tahap perencanaan dan pengendalian : (1) investasi dan (2) biaya.
Persoalan penting dalam merencanakan pengeluaran untuk barang modal adalah persoalan memastikan bahwa perusahaan mempunyai kapasitas untuk memproduksi, memperoleh atau sanggup menyerahkan barang dan jasa yang akan diperlukan untuk memenuhi rencana penjualan.
Pengeluaran untuk barang modal biasanya diklasifikasikan dalam anggaran pengeluaran untuk barang modal sbb :
a. Proyek penambahan barang modal yang besar jumlahnya. Proyek ini memerlukan komitmen dana yang besar untuk pembelian aset tetap yang mempunyai umur ekonomis yang panjang. Contohny adalah pembelian tanah, gedung baru, dan renovasi besar-besaran, perbaikan, dan pemerintah besarbesaran. Setiap proyek diberi nama khusus.
b. Pengeluaran untuk barang modal yang jumlahnya kecil. lni merupakan pengeluaran untuk barang modal yang kecil jurnlahnya sering berulang dan umum. Contohnya adalah penggantian dan pemeliharaan aset tetap yang berulang, dan pembelian alat khusus yang meningkatkan pendapatan di masa datang atau menghemat biaya di masa datang.
Suatu pengeluaran untuk barang modal renting bagi kelangsungan hidup perusahaan juga data yang dipergunakan hams dapat dipercaya tepat dan relevan karena manajemen mungkin menggunakan data ini untuk mengambil suatu keputusan tentang budget pengeluaran untuk barang modal. Unsur data dapat dikelompokkan sebagai suatu matriks :
- EKSTERNAL
Keuangan :
- Kecenderungan pasar dan ekonomi
Non Keuangan
- Peraturan pemerintah Kemajuan teknologi
- INTERNAL
Keuangan :
- Pengeluaran kas
- Pemasukan kas
Non Keuangan :
- Volume Operasi
- Pengaruh terhadap efektivitas
c. Pengeluaran kas: lni mencakup biaya proyek dalam bentuk pengeluaran kas pada berbagai jangka waktu selama umur proyek Kas masuk: Pemasukan kas yang diperkirakan biaya yang harus dikeluarkan menurut jangka waktu harus direncanakan dengan cermat.
Anggaran kas
Anggaran kas adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang kas beserta perubahan – perubahannya dari waktu – kewaktu selama periode yang datang, baik perubahan yang berupa penerimaan kas, maupun perubahan yang berupa pengeluaran kas.
- Tujuan utama budget kas adalah untuk :
1. Memberikan taksiran posisi kas akhir setiap periode sebagai akibat dari operasional perusahaan.
2. Mengetahui kelebihan atau kekurangan kas pada waktunya, sekaligus untuk menentukan kebutuhan pembiayaan atas kelebihan kas mengangsur untuk investasi.
3. Menyelaraskan kas dengan total modal kerja, pendapatan penjualan, biaya, dan utang.
4. Dapat pakai sebagai alat pemantau posisi kas secara terus-menerus.
5.
Penyusunan Anggaran Kas
Penyusunan anggaran ini mencakup dua sektor yaitu :
- Sektor Penerimaan kas
yang pada umumnya berasal dari:
· Penjualan tunai barang jadi yang diproduksi
· Penagihan Piutang
· Penjualan Aktiva tetap
· Penerimaan lain-lain (Non Operating), seperti misalnya penghasilan bunga, penghasilan sewa, penghasilan dividend, dan sebagainya.
1. Sektor pengeluaran kas
yang pada umumnya bempa pengeluaran untuk beaya-beaya, baik biaya-biaya utama (operating), maupun biaya-biaya bukan utama (non Operating), seperti misalnya :
· Pembelian tunai bahan mentah
· Pembayaran utang
· Pembayaran upah tenaga kerja langsung
· Pembayaran beaya pabrik tidak langsung
· Pembayaran beaya administrasi
· Pembayaran beaya penjualan
· Pembelian aktiva tetap
Bentuk Anggaran Kas
Bentuk standard yang harus dipergunakan masing-masing perusahaan mempunyai kebebasan untuk menentukan bentuk serta formatnya. Oleh karena budget kas mencakup dua sektor, yaitu sektor penerimaan kas dan sektor pengeluaran kas, maka sebelum disusun budget kas, terlebih dahulu perlu disusun skedul tentang penerimaan kas (Cash Inflow Schedule) dan skedul tentang pengeluaran kas (Cash Outflow Schedule) tersebut.
Anggaran rugi-laba
- Anggaran Laba-Rugi
Anggaran rugi laba adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang peghasilan dan biaya-biaya perusahaan selama satu periode. Biaya dimasukkan ke dalam laporan laba rugi untuk mengurangkan penghasilan, sehingga selisihnya dapat berupa laba bersih (positif) atau rugi (negatif).
· Ringkasan anggaran harga pokok penjualan ditambah dengan anggaran biaya administrasi dan penjualan serta anggaran pendapatan dan beban lain-lain
· Anggaran beban penjualan dan administrasi didasarkan pada tingkat penjualan dan kegiatan operasional perusahaan
· Anggaran pendapatan dan beban lain-lain tergantung dari rencana pendanaan perusahaan
·
Anggaran rugi-laba yang merupakan tujuan disusunnya anggaran operasional memerlukan anggaran keuangan, sebaliknya anggaran keuangan memerlukan anggaran operasional. Sebagai contoh, untuk menyusun anggaran rugi-laba (anggaran operasional) diperlukan anggaran sediaan (anggaran keuangan), seperti anggaran sediaan bahan baku untuk menyusun anggaran biaya bahan baku, anggaran sediaan produk jadi dan sediaan produk dalam proses diperlukan untuk menyusun anggaran rugi-laba. Di sisi lain untuk menyusun anggaran keuangan (anggaran neraca), seperti anggaran modal sendiri (anggaran laba di tahan) diperlukan anggaran rugi-laba, karena rugi-laba mempengaruhi besar kecilnya modal sendiri (anggaran keuangan). Rugi mengurangi modal sendiri, sedangkan laba menambah modal sendiri
ANGGARAN NERACA
Anggaran neraca adalah anggaran yang merencanakan keadaan keuangan sebuah perusahaan pada suatu periode. Dalam anggaran neraca tersebut tercantum jumlah kekayaan,jumlah utang,dan modal sendiri dari sebuah perusahaan. Jumlah kekayaan terlihat pada bagian aktiva, sedangkan jumlah utang dan modal sendiri terlihat pada bagian pasiva.
· Anggaran neraca terdiri dari :
· Anggaran Kas
· Anggaran Piutang
· Anggaran Hutang
· Anggaran Penambahan Modal
· Anggaran Penyusutan Aktiva tetap
ANGGARAN PERUBAHAN POSISI KEUANGAN
Anggaran perubahan posisi keuangan adalah anggaran yang merencanakan keadaan arus dan perubahan-perubahan dalam posisi keuangan selama tahun buku yang bersangkutan.
0 comments:
Posting Komentar