Segmentasi Starbucks di Jakarta.
Berbicara starbucks, yang kita bayangkan adalah bersantai–santai dengan ditemani kopi. Starbucks identik dengan kopi, dengan berbagai macam rasa kopi yang disediakan walaupun disediakan juga kue-kue atau desert dengan berbagai macam rasa. Starbucks sudah cukup banyak kita temukan di Indonesia terutama di mall-mall atau tempat perbelanjaan yang tempatnya cukup eksklusif. Seperti di senayan, plaza semanggi, cheetos, atau mall-mall atau tempat perbelanjaan lainnya terutama di Jakarta, sehingga saya akan memusatkan starbucks di daerah Jakarta. Jika kita lihat segmentasinya, starbucks ini dapat masuk ke dalam berbagai segmentasi. Starbucks ini yang pertama masuk kedalam segmentasi geografis dimana dapat dilihat berdasarkan daerah, ukuran kota dan kepadatan daerah. Berdasarkan daerah starbucks lebih berkembang pesat di daerah Jakarta terutama Jakarta selatan dan Jakarta pusat, walaupun tersebar di banyak daerah di Jakarta. Kenapa banyak ditemukan di daerah Jakarta karena mungkin bahkan sudah dikatakan pasti bahwa produsen melihat bahwa daerah Jakarta adalah ibu kota Indonesia, dan juga adalah kota metropolitan dimana berkumpulnya kumpulan anak-anak muda, atau eksekutif-eksekutif muda yang menjadi target dari pendirian starbucks ini. Dimana kita dapat lihat bahwa Jakarta adalah tempat atau kota berkumpulnya anak-anak yang bila dikatakan untuk zaman saat ini yaitu anak-anak gaul atau kata bekennya yaitu Agata alias anak gaul Jakarta, sehingga produsen mungkin berpikir dapat berkembang pesat, dan dilihat dari ukuran kota bahwa Jakarta merupakan kota yang besar dan merupakan kota untuk berbisnis atau usaha, terbukti sekarang kita lihat di daerah Jakarta sudah tidak kalah dengan luar negri dimana segala sesuatunya dapat kita temukan di Jakarta. Dan bila kita lihat dari kepadatan daerah sendiri bahwa Jakarta termasuk kedalam kota yang paling banyak penduduknya karena seperti yang kita tahu bahwa Jakarta dijadikan tempat untuk beradu nasib sehingga banyak sekali orang-orang dari luar daerah Jakarta yang ingin mengadu nasib walaupun kita tahu bahwa itu tidaklah mudah hingga ada disebutkan bahwa Jakarta itu kejam.
Kemudian menurut saya starbucks juga masuk kedalam segmentasi psikografis, dalam hal ini produsen menentukan ukuran kepribadian dari pada konsumen itu sendiri dan di Jakarta ini produsen meneliti bahwa gaya hidup orang di Jakarta lebih condong kepada kehidupan yang senang untuk menghabiskan waktunya untuk bersantai-santai atau sekedar hanya untuk menikmati hari-hari berkumpul bersama teman-teman, rekan sekerja, keluarga walaupun lebih di dominasi oleh anak muda yang biasanya pulang dari aktivitas nya baik itu sekolah, kuliah, bekerja atau aktivitas-aktivitas lainnya walupun tak jarang juga kita lihat orangtua yang sedang bersantai-santai di starbucks menikmati kopi dan kue atau cake yang ada disana. Namun sepertinya sekarang bila kita lihat dari segi konsumen lebih kepada prestis atas gaya hidupnya yang merasa gengsi bila tidak berkumpul bersama teman-teman bila tidak di starbucks atau tempat untuk berkumpul lainnya yang dapat dikatakan lebih rendah dari starbucks, karena harga dari secangkir kopi itu sendiri sekitar kurang lebih lima puluh ribu rupiah dan juga cake-cake yang dijual dengan kisaran harga seperti itu pula tetapi itu menurut para konsumen merupakan harga yang pas dikarenakan baik dari rasa kopi itu sendiri, cake atau lainnya yang terbukti rasanya yang enak dibanding kopi lainnya dengan harga mungkin lebih murah. Selanjutnya dari sisi konsumen kita lihat segmentasi demografis yang dalam hal ini didasarkan pada gender,dan penghasilan pekerjaan serta pendidikan. Jika dari segi gender yaitu seimbang baik antara pria ataupun wanita. Sedangkan dari segi penghasilan pekerjaan, biasanya para eksekutif muda yang cukup banyak untuk datang kesana untuk menikmati segelas kopi dan cake-cake sepert tiramisu, coklat dan lainnya seperti itu pola kopi rasa capucino, latte, moccacino dan beraneka ragam rasa lainnya ketika mereka pulang dari kantor, begitupula dengan anak kuliahan atau anak sekolah yang berkumpul bersama teman di starbucks apalagi terdapat fasilitas gratis wifi unlimited yang dapat dinikmati dan membuat konsumen atau pengunjung semakin betah untuk berlama-lama di starbucks.
Setelah yang kita lihat produsen melihat segmentasi geografis dan segmentasi demografis dan psikografis, sedangkan perilaku konsumen dapat kita lihat saja pada segmentasi demografis dan psikografis saja. Itulah yang dapat saya jabarkan atas segmentasi starbucks di daerah Jakarta, kurang lebih saya memohon maaf apabila ada kekurangan atas tulisan yang saya tulis ini.
0 comments:
Posting Komentar