Saat ini, banyak sekali provider baru di Indonesia seperti yang kita ketahui diantaranya GSM dan CDMA. GSM diantaranya yaitu Indosat dengan produknya yaitu im3, mentari, dan matrix. Lalu Telkomsel dengan produknya yaitu halo, simpati dan AS, selain itu ada Pro-Xl, serta yang terbaru yaitu Axis dan CDMA ada flexi, esia, fren dan smart. Sekarang masyarakat di Indonesia disuguhi berbagai macam pilihan dan sekaligus membingungkan karena terlalu banyak pilihan. Awalnya hanya ada GSM saja, sekarang muncul CDMA yang pada dasarnya semua menawarkan tarif yang murah. Seperti yang sering kita lihat hampir setiap hari kita melihat iklan-iklan dari provider-provider yang menawarkan tariff semura mungkin. Tetapi apa benar-benar murah atau hanya promosi saja. Itulah yang masih banyak dipertanyakan konsumen. Tapi disini saya hanya akan membahas apa yang diinginkan konsumen atas berbagai banyak provider yang ada saat ini. Pada dasarnya konsumen pasti memilih provider yang murah, namun agar berkomunikasi dengan lancar tidak hanya tarif yang murah tetap jaringan yang baik, karena percuma saja bila tarif murah tetapi jaringannya jelek atau tidak bagus. Tetapi saat ini seolah-olah provider-provider saat ini hanya memikirkan tarif semurah mungkin demi mendapatkan konsumen yang lebih banyak, mereka menggunakan banyak strategi dengan tarif-tarif telpon dan sms yang murah yang membawa dampak yang luar biasa bagi konsumen hingga tertarik untuk mencobanya.
Namun pada dasarnya bila kita telaah lebih lanjut, penawaran-penawaran dengan tarif yang murah yang ditawarkan provider-provider tersebut haruslah dengan persyaratan-persyaratan tertentu dari masing-masing provider, misalnya bila kita ingin mendapatkan tariff yang murah pada awal-awal dimenit pertama kita dikenakan tarif yang normal dan ukurannya relatif cukup besar, baru dimenit berikutnya kita mendapat potongan yang berlaku. Disinilah banyak konsumen yang tidak memahami atau tidak memperhatikan tarif-tarif tersebut yangmana mereka menganggap murah padahal sebenarnya tidak seperti yang dibayangkan sehingga secara tidak kita telah menjadi korban dari perang tarif tersebut. Namun ada saja konsumen yang memanfaatkan perang tarif tersebut dengan senagja berganti-ganti simcard atau provider demi mengejar tarif murahnya saja. Jika skondisi dalam kasus seperti ini dapat dilihat bahwa konsumen termotivasi atas perang tarif tersebut untuk membeli simcard dari berbagai macam provider hanya untuk mencari murahnya. Bagaimana langkah kita mengatasi ini semua?? Kita harus lebih selektif dalam memilih proviser yang kita inginkan dan harus lebih banyak mencari informasi dari tarif murah tersebut untuk kebenarannya. Sebagai konsumen yang baik, kita harus melihat terlebih dahulu kebutuhan kita apa, jangan termakan oleh tawaran dan trend-trend saat ini. Ada konsumen yang lebih membutuhkan sms yang murah yang biasanya digunakan oleh konsumen anak muda atau remaja, dan biasanya tarif telpon yang murah diutamakan kepada orang-orang dewasa atau orangtua yang cenderung tidak mau repot sms-an, mereka lebih praktis dengan menelpon tetapi sejak ada CDMA yang menawarkan tarif telpon yang murah sehingga banyak orang yang beralih dari GSM ke CDMA dan bahkan sekarang rata-rata setiap orang mempunyai dua handphone dengan dua provider yaitu satu GSM dan satu lagi CDMA dan digunakan untuk segala usia, baik remaja, dewasa dan orangtua. Namun dibalik itu semua, kita tahu bahwa pasti ada kekurangan dan kelebihan dari masing-masing provider.
0 comments:
Posting Komentar